

"sudah sepekan ini tidak ada pelayaran menuju Pulau Bawean, sehingga barang dagangan berupa sayur mayur dan sembako banyak yang busuk dan rusak,"Ucap Zainuddin, Jum'at(11/01).
Pria paruh baya tersebut hanya bisa berharap dan berdo'a, semoga cuaca cepat membaik sehingga dia bisa menyeberang ke Pulau Bawean untuk menjajakan barang dagangannya yang masih belum rusak dan layak jual.

Selain Zainuddin dan puluhan kapal pengangkut barang lainnya, Pelayaran penumpang yang menuju Pulau
Bawean yang biasanya dilayani oleh Kapal Ekspress Bahari juga terhambat, sehingga ratusan penumpang tujuan pulau Bawean tidak terangkut hingga sekarang.

"Kapal kami sudah tertahan sejak Sabtu 5
Januari, dan muatan yang ada dalam kapal mayoritas sembako. Oleh karena
itu kami khawatir tidak layak makan," katanya.
Zainuddin menjelaskan, kerusakan barang akibat berhentinya pelayaran bisa
merugikan pemilik kapal, sebab barang nantinya tidak akan layak makan.
"Kami khawatir sembako yang sudah diangkut akan busuk dan tidak bisa
dikonsumsi," katanya.
Sementara itu hingga kini, pihak Pelabuhan
Gresik terus melakukan pemantauan cuaca untuk melihat perkembangan
ketinggian gelombang, serta melakukan koordinasi dengan Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pelabuhan Tanjung Perak,
Surabaya.(ika/ayat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar