Setelah menyembur selama hampir dua pekan dan sempat membuat warga khawatir akan terjadi Lapindo II di Gresik, Semburan minyak mentah dan gas di desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, akhirnya berhenti juga.
Namun demikian, Fenomena menyemburnya minyak mentah dan gas tersebut masih menyimpan misteri. Oleh karena itu, warga masih tetap dilarang mendekat di bekas pusat semburan yang meninggalkan lubang menganga kurang lebih berdiamater 40 sentimer sedalam hampir 10 meter dari permukaan tanah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Hari Sucipto, mengatakan, semburan minyak mentah dan gas di desa Metatu sedah berhenti sama sekali.
“meski tanpa campur tangan manusia, secara alami semburan akhirnya berhenti dan hanya menyisakan lubang besar 4 meter dan kedalaman sekitar 10 meter di bawah bumi di bekas pusat semburan, sungguh fenomena alam yang misterius” katanya.
Sejumlah papan larangan atau papan peringatan di sekitar pusat semburan yang terpasang sejak pertama kali peristiwa tersebut terjadi masih dibiarkan terpasang di sekitaran lokasi semburan.
Nurul Askin, salah seorang warga desa Metatu yang pertama kali mengetahui berhentinya semburan mengatakan, semburan mulai melemah sejak hari Senin (26/11) kemarin sekitar pukul 06.00.
“berhentinya semburan terjadi secara perlahan, intensitas semburan terus turun dan melemah hingga akhirnya benar-benar berhenti pada malam harinya,” katanya.
Meski semburan sudah berhenti sama sekali, puluhan warga masih berbondong-bondong ingin menyaksikan semburan. Bahkan tidak sedikit diantara warga merasa kecewa karena ingin mengambil cairan semburan untuk obat oles penyakit kulit dan rematik..(ik/www.gresikgress.blogspot.com)
Namun demikian, Fenomena menyemburnya minyak mentah dan gas tersebut masih menyimpan misteri. Oleh karena itu, warga masih tetap dilarang mendekat di bekas pusat semburan yang meninggalkan lubang menganga kurang lebih berdiamater 40 sentimer sedalam hampir 10 meter dari permukaan tanah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Hari Sucipto, mengatakan, semburan minyak mentah dan gas di desa Metatu sedah berhenti sama sekali.
“meski tanpa campur tangan manusia, secara alami semburan akhirnya berhenti dan hanya menyisakan lubang besar 4 meter dan kedalaman sekitar 10 meter di bawah bumi di bekas pusat semburan, sungguh fenomena alam yang misterius” katanya.
Sejumlah papan larangan atau papan peringatan di sekitar pusat semburan yang terpasang sejak pertama kali peristiwa tersebut terjadi masih dibiarkan terpasang di sekitaran lokasi semburan.
Nurul Askin, salah seorang warga desa Metatu yang pertama kali mengetahui berhentinya semburan mengatakan, semburan mulai melemah sejak hari Senin (26/11) kemarin sekitar pukul 06.00.
“berhentinya semburan terjadi secara perlahan, intensitas semburan terus turun dan melemah hingga akhirnya benar-benar berhenti pada malam harinya,” katanya.
Meski semburan sudah berhenti sama sekali, puluhan warga masih berbondong-bondong ingin menyaksikan semburan. Bahkan tidak sedikit diantara warga merasa kecewa karena ingin mengambil cairan semburan untuk obat oles penyakit kulit dan rematik..(ik/www.gresikgress.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar