Ribuan jenis ikan di perairan utara Kabupaten Gresik Jawa Timur diperkirakan banyak yang mati akibat tumpahan crode oil atau minyak mentah di perairan tersebut, yang diduga diakibatkan dari kebocoran pipa gas/minyak bawah laut di anjungan lepas pantai (offshore) PT Hess Pangkah Indonesia Ltd beberapa waktu lalu. Dugaan tersebut diungkapkan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Gresik, setelah menemukan beberapa ikan mati saat tim BLH turun langsung ke Perairan Ujungpangkah, kamis(01/11/2012)siang.
Kepala BLH Kabupaten Gresik, Tugas Husni Syawanto, mengatakan, dugaan tersebut didasari atas temuan belasan ikan yang mati saat tim BLH mengecek langsung ke lapangan.
"Sebelumnya nelayan setempat dan camat Ujung Pangkah juga telah melaporkan bahwa banyak ikan yang mati akibat pencemaran yang diduga berasal dari kebocoran pipa gas/ minyak bawah laut eksplorasi milik PT Hess Indonesia Pangkah Ltd,"katanya.
Dikatakan Tugas, selain melaporkan banyaknya ikan yang mati, Camat Ujung Pangkah juga memberikan contoh air laut yang tercemar crode oil di perairan utara ujung pangkah.
Meski demikian, Tugas mengaku belum bisa memastikan dari mana asal pencemaran itu.
"Namun berdasarkan laporan awal para nelayan, dugaan pencemaran minyak di Pesisir Utara Kabupaten Gresik berasal dari eksplorasi milik PT Hess Indonesia Pangkah Ltd,"jelasnya.
Kini BLH Kabupaten Gresik sedang melakukan uji laboratorium terhadap contoh tumpahan minyak yang didapat dari warga dan camat
Tugas mengatakan bahwa tim BLH yang turun langsung ke Perairan Ujungpangkah merasa kesulitan menjangkau lokasi pencemaran yang berada di tengah laut.
Kepala BLH Kabupaten Gresik, Tugas Husni Syawanto, mengatakan, dugaan tersebut didasari atas temuan belasan ikan yang mati saat tim BLH mengecek langsung ke lapangan.
"Sebelumnya nelayan setempat dan camat Ujung Pangkah juga telah melaporkan bahwa banyak ikan yang mati akibat pencemaran yang diduga berasal dari kebocoran pipa gas/ minyak bawah laut eksplorasi milik PT Hess Indonesia Pangkah Ltd,"katanya.
Dikatakan Tugas, selain melaporkan banyaknya ikan yang mati, Camat Ujung Pangkah juga memberikan contoh air laut yang tercemar crode oil di perairan utara ujung pangkah.
Meski demikian, Tugas mengaku belum bisa memastikan dari mana asal pencemaran itu.
"Namun berdasarkan laporan awal para nelayan, dugaan pencemaran minyak di Pesisir Utara Kabupaten Gresik berasal dari eksplorasi milik PT Hess Indonesia Pangkah Ltd,"jelasnya.
Kini BLH Kabupaten Gresik sedang melakukan uji laboratorium terhadap contoh tumpahan minyak yang didapat dari warga dan camat
Tugas mengatakan bahwa tim BLH yang turun langsung ke Perairan Ujungpangkah merasa kesulitan menjangkau lokasi pencemaran yang berada di tengah laut.
"apabila terbukti hal itu sebagai pencemaran dan membahayakan lingkungan, maka BLH Gresik akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menindak pelaku pencemaran,"tegasnya.
Seperti yang diberitakan, Biota
dan ekosistem laut di perairan Gresik Utara terancam rusak berat setelah
seorang Nelayan Ujung Pangkah menjumpai tumpahan minyak mentah saat
sedang hendak berlayar mencari ikan ke laut lepas.
Kontan saja, nelayan tersebut balik kanan dan melaporkanya kepada ketua nelayan setempat di daratan.
Tumpahan Crode Oil atau minyak mentah tersebut dijumpai di dekat perairan utara platform B wilayah eksplorasi PT Hess Pangkah Indonesia Ltd Kecamatan Ujung Pangkah kabupaten Gresik, pada rabu,(31/10/2012) pukul 03.45 dini hari waktu setempat.
Kontan saja, nelayan tersebut balik kanan dan melaporkanya kepada ketua nelayan setempat di daratan.
Tumpahan Crode Oil atau minyak mentah tersebut dijumpai di dekat perairan utara platform B wilayah eksplorasi PT Hess Pangkah Indonesia Ltd Kecamatan Ujung Pangkah kabupaten Gresik, pada rabu,(31/10/2012) pukul 03.45 dini hari waktu setempat.
Para nelayan menduga, Tumpahan Crode Oil
atau minyak mentah tersebut dari kebocoran pipa gas/minyak lepas pantai
di dasar laut yang muncul kepermukaan setelah terbawa arus air laut.
Para nelayan khawatir, tumpahan minyak
mentah tersebut dapat mencemari lingkungan dan membuat mereka kehilangan
mata pencaharian karena banyak ikan yang mati.
Salah seorang nelayan, Uman,
mengatakan,Kejadian tersebut diketahui pada pukul 03.45 dini hari tadi
oleh salah seorang nelayan yg hendak mencari ikan.
“dari nelayan tersebut akhirnya diketahui bahwa di tengah laut ada limbah minyak yang timbul ke permukaan laut,”katanya.
Begitu mengetahui adanya ceceran limbah
minyak dilaut, nelayan tersebut langsung balik kanan dan tiba didaratan
pada pukul 04.00 wib Dan langsung melapor ke Ketua nelayan setempat.
"Tentu saja kami merasa dirugikan atas
tumpahan minyak mentah itu, karena mengakibatkan, hasil tangkapan ikan
kami dapat menurun,”katanya.
Dikatakan Uman, Selain mengakibatkan air
laut tercemar, tumpahan minyak mentah tersebut juga membuat hutan
mangrove yang berada di pesisir ujung pangkah dan sekitarnya terancam
rusak.
Para nelayan tersebut, meminta PT.Hess
Indonesia Pangkah Ltd yang diduga menyebabkan kebocoran minyak tersebut
untuk bertanggungjawab, karena para nelayan menganggap pencemaran
disebabkan karena kebocoran pipa lepas pantai yang berada di dasar laut.
Menanggapi hal tersebut, managemen PT.
Hess Pangkah Indonesia mengaku sudah mengetahui peristiwa tersebut
melalui seorang karyawannya yang sedang patrol sehari sebelumnya
(30/10).
Namun, pihak managemen PT.Hess Pangkah
Indonesia menolak anggapan jika tumpahan minyak mentah yang berada di
dekat platform B perairan utara tersebut berasal dari kebocoran pipa
minyak miliknya.
M andriyanto ali, Emergency Respons Tim
PT Hess Pangkah Indonesia,rabu(31/10)sore, mengatakan, bila keberadaan
minyak mentah yang mencemari perairan tersebut bukan dari perusahaannya.
"Meski demikian, kami mencoba
melokalisir dan berusaha melakukan pembersihan dengan menggunakan
absorben bom atau pelampung sejauh dua kilo meter,"katanya.
Andriyanto terkesan menutup-nutupi dan
malah melempar batu dengan mengatakan bahwa tumpahan minyak mentah
tersebut bisa jadi dari perusahaan lain yang ada di wilayah perairan
laut jawa seperti Oil company kapal kodeco, atau dari Santos PHE WMO.
"Yang pasti bukan dari PT Hess Indonesia,"Kilahnya.
Senada dengan Andriyanto, Onshore
Fasility Manager PT Hess Indonesia Pangkah, Dwi Paramita, saat
dikonfirmasi, mengatakan, jika keberadaan minyak mentah yang mengapung
tersebut bukan disebabkan dari kebocoran pipa milik perusahaannya, namun
demikian, saat ini pihaknya sudah menghentikan penyaluran minyak dan
gas melalui pipa bawah laut dari pangkah menuju Manyar untuk mengetahui
apakah tumpahan minyak tersebuty berasal dari pipa penyaluran.
"Sementara kami menghentikan penyaluran
pipa menuju Manyar lebih dari 24 jam untuk memastikan apakah ada
kebocoran seperti dugaan semula," ujar Dwi.
Dari penyisiran dan upaya rehabilitasi atau pembersihan air laut, Dwi mengaku hanya mendapati sebanyak 11 liter minyak mentah.
Sementara itu, penjelasan dari managemen
PT Hess Pangkah Indonesia tentang dugaan kebocoran pipa gas miliknya
tersebut tentu saja sangat kontras dengan upaya pertemuan pihak
managemen hess dengan pihak Muspika Kecamatan Ujungpangkah dan nelayan
yang digelar pada jam 11.30 siang tadi.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap
bahwa PT Hess Indonesia akhirnya berjanji untuk mengganti seluruh
kerugian yang diderita para nelayan.
Lalu, minyak mentahnya siapa yang
terapung di perairan utara Gresik tersebut, jika perusahaan minyak
terdekat dengan lokasi menampiknya ?
Camat Ujung Pangkah,Suyono, menegaskan,
bahwa memang sudah terjadi pencemaran di perairan gersik utara yang
disebabkan tumpahan crode oil atau minyak mentah, dan pihak yang diduga
menjadi penyebab pencemaran tersebut, PT Hess Pangkah Indonesia Ltd
sudah berjanji memberikan ganti rugi kepada seluruh nelayan karena
pencemaran tersebut meskipun secara eksplisit Hess menolak jika dituduh
pencemaran tersebut disebabkan ada pipa minyak bawah laut miliknya
bocor.(ik/Gresik Gress)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar