Kabupaten Gresik Jawa Timur akan segera menjadi kota Inklusi di Tahun 2013 mendatang, setidaknya demikian kira-kira yang ditargetkan oleh Pemkab Gresik dibawah kepemimpinan Sambari - Qosim.
Hingga saat ini, perhatian terhadap anak-anak berkebutuhan
khusus di Gresik tergolong masih kalah dibanding daerah sekitar
seperti Surabaya-Sidoarjo. Meski demikian, mulai tahun depan, Pemkab menargetkan Gresik sudah bisa menjadi kota inklusi.
Rencana itu dipaparkana wabup M Qosim saat menerima kunjungan deputy premier Australia Kim Hames. Dalam kunjungan tersebut, Kim datang bersama rombongan tim peninjau persiapan resources centre (pusat pembinaan anak berkubutuhan khusus).
Dalam kesempatan itu, Qosim membeberkan jika Gresik sebenarnya sudah memiliki sebuah resources centre. Hanya saja, keberadaannya masih
minimalis. ”Namun, hal ini karena masalah anggaran. Untuk itu, kami menargetkan, mulai 2013 nanti Gresik sudah memiliki resources centre,”katanya.
Saat ini, Gresik sudah memiliki fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus. Namun, Gedung yang ada di Jl Proklamasi itu masih minimalis.Tahun ini, gedung ini baru melaksanakan rehab tahap I. Yakni pembuatan
ruang kedap suara, ruang konsultasi, ruang tutorial serta beberapa fasilitas dasar. Sedangkan, perluasan gedung itu sendiri baru dimulai tahun depan. Tak hanya itu, saat ini, beberapa program bagi anak
berkubutuhan khusus juga sudah dimulai.
Qosim sendiri cukup optimis, target Gresik sudah menjadi kota Inklusi sudah bisa terealisasi mulai tahun depan. ”Untuk pembuatan sebuah pusat layanan autis, rencananya baru dilakukan 2014 mendatang,”
katanya.
Sementara itu, Kim Hames sendiri menegaskan, kunjungan tersebut merupakan salah satu tahapan agenda kerjasama yang dijajagi pemerintah Australia Barat dengan beberapa kabupaten/kota di Jatim terkait
pembangunan resources centre. ”Misi kami adalah supaya anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa mendapat perhatian. Selain itu, mereka menjadi lebih berdaya,” kata Kim.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan delegasi Australia Barat bertemu dengan puluhan siswa berkebutuhan khusus yang ada di beberapa lembaga pendidikan di Gresik. (rs/Gresik Gress)
Saat ini, Gresik sudah memiliki fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus. Namun, Gedung yang ada di Jl Proklamasi itu masih minimalis.Tahun ini, gedung ini baru melaksanakan rehab tahap I. Yakni pembuatan
ruang kedap suara, ruang konsultasi, ruang tutorial serta beberapa fasilitas dasar. Sedangkan, perluasan gedung itu sendiri baru dimulai tahun depan. Tak hanya itu, saat ini, beberapa program bagi anak
berkubutuhan khusus juga sudah dimulai.
Qosim sendiri cukup optimis, target Gresik sudah menjadi kota Inklusi sudah bisa terealisasi mulai tahun depan. ”Untuk pembuatan sebuah pusat layanan autis, rencananya baru dilakukan 2014 mendatang,”
katanya.
Sementara itu, Kim Hames sendiri menegaskan, kunjungan tersebut merupakan salah satu tahapan agenda kerjasama yang dijajagi pemerintah Australia Barat dengan beberapa kabupaten/kota di Jatim terkait
pembangunan resources centre. ”Misi kami adalah supaya anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa mendapat perhatian. Selain itu, mereka menjadi lebih berdaya,” kata Kim.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan delegasi Australia Barat bertemu dengan puluhan siswa berkebutuhan khusus yang ada di beberapa lembaga pendidikan di Gresik. (rs/Gresik Gress)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar