• Breaking News

    Senin, 15 Oktober 2012

    Sarung Tenun Tradisional Banjir Pesanan Untuk Oleh-Oleh Haji

    Sarung Tenun Sutera karya pengrajin tradisional di Kabupaten Gresik Jawa Timur banyak diminati untuk oleh-oleh Haji. seperti yang terjadi di kampung sentra perajin sarung di desa Jambu Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Sarung Tenun khas Gresik buatan mereka menjadi pilihan oleh-oleh Haji yang diminati, sampai-sampai para perajin kewalahan untuk memenuhi pesanan para langgannanya.
    Terbatasnya jumlah tenaga kerja penenun membuat perajin sarung tenun sedikit kesulitan hingga tidak bisa memenuhi semua pesanan masyarakat. 
    Para perajin mengaku kuwalahan memenuhi banyaknya pesanan sarung tenun. bahkan sejak dua bulan menjelang datangnya musim haji, mereka sudah tidak mampu memenuhi pesanan. 
    Muhammad Shoim(47) salah satu perajin, mengatakan bahwa dirinya sempat kewalahan meladeni tingginya pesanan.
    "Hal itu disebabkan karena jumlah penenun kami masih cukup minim,"katanya. 
    Meski demikian, Shoim mengaku  omset penjualan para perajin terus meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan pada hari-hari biasa. 
    "seorang perajin, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak tujuh orang pada hari biasa hanya mampu memproduksi sebanyak sepuluh kodi per minggu. Namun kini melonjak tajam hingga mencapai dua puluh kodi per minggunya,"jelasnya. 
    Lonjakan permintaan sarung tenun tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, tetapi juga dari pasar manca negara seperti  Brunai Darussalam, Malaysia dan Negara-negara di kawasan Timur Tengah. 
    Diakuinya, jika keterbatasan jumlah tenaga penenun membuat para perajin sarung terpaksa menolak sebagian pesanan sarung, sebab  sebagian besar para penenun telah berusia lanjut, sedangkan para generasi muda di desanya lebih memilih kerja di perusahaan sebagai buruh pabrik dari pada harus kerja menjadi tenaga penenun sarung. 
    Thoiful Choir(55) salah satu perajin sarung tenun yang juga kebanjiran order mengatakan tidak bisa memenuhi seluruh pesanan sarung tenun karena keterbatasan jumlah tenaga penenun yang telah berusia lanjut pada musim lebaran tahun ini. "Trend sarung yang disukai warga adalah sarung warna cerah dengan motif kembang-kembang, Garis-garis dan gunungan yang kini makin diminati  untuk digunakan pada lebaran tahun ini,"katanya. Dikatakan Thoif, Permintaan terus meningkat, namun dirinya tidak bisa memenuhi semua pesanan karena keterbatasan jumlah penenun yang ada. 
    Dia berharap, kedepan pihak-pihak terkait akan memberikan pelatihan-pelatihan bagi generasi muda agar tradisi sarung tenun khas Gresik dapat dilestarikan.
    "Selama ini, kami sudah sering mengikuti pelatihan menenun, namun para pemuda jarang sekali yang tertarik mengikuti pelatihan,"ucapnya. 
    Kami berharap, para generasi muda nantinya bisa meneruskan dan melestarikan kerajinan sarung tenun.

    Sarung tenun sutera tradisional produk perajin di sentra perajin sarung tenun tersebut di jual dengan harga yang bervariatif, mulai dari 125 ribu hingga lima ratus ribu rupiah per potongnya. (Gresik Gress)

    1 komentar:

    Fashion

    Beauty

    Travel