Ditengah-tengah kemajuan teknologi informatika dewasa ini yang membuat manusia memiliki kemudahan akses informasi, keberadaan buku menjadi terjepit. Bagaimana tidak, dengan hanya meng'klik' satu tombol di internet, seseorang bisa dengan mudah mencari dan menemukan bacaan yang dimaksud,sementara Buku masih harus berkutat pada biaya produksi, problem distribusi dan pangsa pasar yang siap membeli. Begitulah fakta yang kini sedang berlangsung, bahwa keberadaan sebuah buku sudah sedikit
terpinggirkan.
Dewasa ini, para siswa sekolah, mahasiswa hingga
para pekerja pabrik lebih banyak yang menggunakan internet untuk menambah literatur
mereka. Tak jarang, mereka ogah membeli buku. sehingga beberapa kalangan yang prihatin dengan kondisi tersebut, mencoba membuat inovasi agar buku semakin digandrungi dan tidak ditinggal para pembaca.
Seperti yang dituturkan Novrianti Chitrawidya saat
menikmati koleksi buku dalam pameran buku Islami di GNI Kabupaten
Gresik Jawa Timur. Gadis berparas Ayu tersebut menuturkan, baginya buku adalah sumber ilmu dan jendela dunia, meski demikian, dia mengakui bahwa keberadaan internet cukup membantunya.
"Namun, jika Internet tidak diberi filter maka anak muda dapat terjerembab dengan khayalan yang tidak membumi, Lebih baik orang tua mengawasi anaknya ketika membuka
internet,"katanya. Dikatakan Vovrianti, Memang betul di internet kita tinggal mengklik apa yang
kita inginkan, namun tetap saja harus mengeluarkan ongkos untuk membayarnya," katanya sambil tersenyum.
Disebutkan Novri panggilan akrabnya, buku yang berkualitas tidak akan kalah dengan internet. "Kalau buku yang bagus orang tua tidak perlu khawatir anaknya akan terjerembab. Malah dengan membaca buku bermutu akan membuat anak cepat mengerti luasnya dunia ini," ucapnya.
Novri tidak memungkiri bahwa kemajuan jaman seperti internet juga dubutuhkan. "Namun, kalau menggunakan internet, anak-anak atau remaja bisa membuka situs yang tidak sesuai dengan usia mereka dan Itu yang berbahaya. Sedangkan buku yang dibelikan orang tuanya lebih terfokus pada isi buku tersebut," jelasnya.
Senada dengan Novri, pengunjung lainnya yang ditemui di lokasi pameran buku, Sukma Listyanti, juga mengakui bahwa bukulah yang mncatatkan sejarah. "Banyaklah membaca buku, maka kamu akan tahu sejarah dan masa depan kita. Apalagi buku-buku yang dipamerkan ini adalah buku agama yang mendidik kita menjadi orang yang berakhlak," katanya.
Sukma mengatakan bahwa dirinya dan teman-temannya merasa haus akan ilmu pengetahuan. "Jarang sekali pameran buku ada di Gresik. Biasanya pihak penyelenggara memilih kota besar seperti Surabaya. Juga toko buku yang besar dan lengkap ada di sana," ujarnya sambil menyebutkan nama merk toko.
Lebih lanjut Sukma mengharapkan agar pihak penyelenggara sering-sering untuk berpameran. "Di tempat kecil seperti kecamatan jarang ada toko buku atau perpustakaan untuk kami menimba ilmu," tutupnya.
Disebutkan Novri panggilan akrabnya, buku yang berkualitas tidak akan kalah dengan internet. "Kalau buku yang bagus orang tua tidak perlu khawatir anaknya akan terjerembab. Malah dengan membaca buku bermutu akan membuat anak cepat mengerti luasnya dunia ini," ucapnya.
Novri tidak memungkiri bahwa kemajuan jaman seperti internet juga dubutuhkan. "Namun, kalau menggunakan internet, anak-anak atau remaja bisa membuka situs yang tidak sesuai dengan usia mereka dan Itu yang berbahaya. Sedangkan buku yang dibelikan orang tuanya lebih terfokus pada isi buku tersebut," jelasnya.
Senada dengan Novri, pengunjung lainnya yang ditemui di lokasi pameran buku, Sukma Listyanti, juga mengakui bahwa bukulah yang mncatatkan sejarah. "Banyaklah membaca buku, maka kamu akan tahu sejarah dan masa depan kita. Apalagi buku-buku yang dipamerkan ini adalah buku agama yang mendidik kita menjadi orang yang berakhlak," katanya.
Sukma mengatakan bahwa dirinya dan teman-temannya merasa haus akan ilmu pengetahuan. "Jarang sekali pameran buku ada di Gresik. Biasanya pihak penyelenggara memilih kota besar seperti Surabaya. Juga toko buku yang besar dan lengkap ada di sana," ujarnya sambil menyebutkan nama merk toko.
Lebih lanjut Sukma mengharapkan agar pihak penyelenggara sering-sering untuk berpameran. "Di tempat kecil seperti kecamatan jarang ada toko buku atau perpustakaan untuk kami menimba ilmu," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar