Buah kelor yang banyak tumbuh secara liar, berhasil di manfaatkan
seorang siswi Sekolah Dasar Muhammadiyah Gresik Kota Baru (GKB)Kecamatan
Manyar, bernama Nurul Ainun Nuha, untuk menjadi bahan utama penyulingan
air kotor menjadi air bersih layak konsumsi.
Semula, pembuatan teknologi penjernihan air sederhana ini, terinspirasi
krisis air bersih di wilayah Gresik, menyusul musim kemarau panjang.
Untuk memperoleh hasil terbaik, biji kelor di jemur hingga kering, lalu
kulitnya di buang untuk kemudian di tumbuk halus, hingga menjadi serbuk.
Serbuk inilah yang nantinya di campurkan pada air kotor untuk
menghilangkan partikel berbahaya.
Alat penyuling air ini dengan mudah dapat di terapkan masyarakat umum,
hanya dengan memanfaatkan galon bekas atau ember, sebagai tempat
penampungan air kotor maupun air bersih hasil penyulingan. Di samping
itu, perlu tambahan kain tipis serta arang untuk menghilangkan zat-zat
berbahaya saat proses penyulingan berlangsung.
Setelah mencampur serbuk kelor pada air kotor, perlu waktu sekitar 1
jam, untuk mengendapkan campuran serbuk kelor. Setelah itu, barulah air
di saring dengan kain yang telah di pasang arang di bagian bawahnya.
Menurut Nurul Ainun Nuha, air jernih hasil sulingan biji kelor ini telah
di teliti di laboratorium Universitas Negeri Surabaya (Ubaya) dan
dinyatakan layak konsumsi. “Air jernih hasil sulingan ini sudah di
nyatakan layak konsumsi”, ujar Nuha.
Teknologi tepat guna karya Nuha ini, akan mewakili Indonesia dalam
Festival Sains Internasional (World Creativity Sains) di Korea Selatan
25 s/d 28 Oktober 2012 bersama salah seorang siswa dari Kalimantan
Timur, setelah menyisihkan 1.200 peserta dari seluruh Indonesia.
Pihak sekolah berharap, karya siswanya ini, bisa bermanfaat bagi
masyarakat umum, karena sangat mudah di terapkan. Apalagi, pohon kelor
bisa di budidaya dengan mudah, dan tahan segala jenis cuaca
Jumat, 12 Oktober 2012
Ide Kreatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar