Rutinitas
tahunan, beberapa hari lagi tepatnya tanggal 28 oktober 2012,
peristiwa sumpah pemuda kembali diperingati. tujuannya ya pasti baik ,
niatannya juga baik, minimal mengugah kesadaran kita bahwa pemuda-pemudi
ini memiliki tekat sama dalam berbicara, berjuang dan bernegara yaitu
kedaulatan indonesia yang tak terganti.
Saya pun berandai-andai, jika keesokan hari adalah hari
sumpah pemuda, jadi malam ini saya sebut "malam sumpah pemuda". Saat
inilah saya mencoba melakukan perjalanan imajiner, menyusuri tiap sudut kota
surabaya, sembari iseng-iseng norek info kebeberapa pemuda di sudut- sudut kota
yang saya temui, apa sih makna sumpah pemuda bagi mereka sekaligus
bertanya masih pentingkah hal itu? dan apa fungsi peringatan sumpah
pemuda bagi mereka? apakah sebagai kutang? atau sebagai celana dalam?
atau sebagai bong untuk ingisep sabu2? atau sebagai kondom untuk freesex
di tempat?.
Dalam Imajinasi saya, Saat singgah dimasjid ampel,
saya berjumpa ust. Abdul, seorang pemuda berkalung surban. Ia
menuturkan, bahwa baginya sumpah pemuda tidak relefan dengan ajaran islam
kaffah.
" Lho kok bisa ? tanya ku.
"
Ya iyalah .. lawong sumpahnya gak pake' nama Allah! kan batal?
seharusnya teks sumpah itu minimal di awali dengan wallahi atau Demi
allah saya bersumpah... begitu! itu baru sah sumpahnya," tegas ust Abdul dengan mimik muka serius.
Dari ampel saya menuju sisa-sisa perkampungan dolly yang konon pusat pelacuran
terbesar di jatim, disana saya ketemu Alek yang baru keluar dari wisma
agrek. ternyata si alek tidak tahu menahu tetang apa itu sumpah pemuda.
alek sambil bawa botol miras hanya sempat mengatakan, "sumpah pemuda itu,
sumpahnya orang yang masih muda untuk selalu mabok dan mabok. kalau sudah
tua bangka ko' ngakunya muda... itu sih tua-tua tua keladi...hehehe," sambil
berlalu dari hadapanku dengan sempoyongan.
Dari Doly saya jalan
terus ke arah gubeng sempat ketemu mahasiswa, dia sangat bangga dan
bersyukur dengan momentum sumpah pemuda, lantas nyeletuk, "cespleng buat
diproyekan! berkat hari sumpah pemuda kita punya alasan tuh, ngadain
kegiatan, trus minta sumbangan dana. dan hasilnya lumayan.... coz
anggaranya bisa di glembungkan" sambil nyengir dengan tangan membawa
sebendel proposal kegiatan.
Dari gubeng saya langsung banting
arah ke jurusan kota lama, kota perjuangan dalam kenangan surabaya.
tepatnya daerah jembatan merah yang namanya terkenal gara-gara peristiwa
10 november, tanpa sengaja saya ketemu veteran 10 november. "lagi
ngapain mbah? kok ngelamun" saya menegur.
"saya bersemedi memperingati sumpah pemuda" jawabnya lantang
" wah gawat ! Nuwun sewu mbah mau tanya. apa bisa semangat babu runcing dikobarkan lagi?" celetuk saya.
"Ya
ndak bisa mas. Lawong harga bambu sekarang mahal. trus ngerucingi
bambunya juga butuh ongkos tambahan. semua sekarang di bandrol Mas!"
sambil menatap sewot sang veteran berlalu dari hadapanku.
Menjelang
pagi saya balik ke jantung kota. katanya sih disana ada diklat
kaderisasi sumpah pemuda jilid 2 dan pesertanya para anak sd,smp dan
sma. eh ternyata betul. tatkala sampai disana, kebetulan sedang
dibacakan teks terbaru sumpah pemuda jilid 2 yang bunyi sumpahnya antara
lain, begini:
" kami bangsa indonesia mengaku berbangsa satu bangsa
yang cinta akan privatisasi aset negara, cinta atas pendidikan yang jadi
komoditi dikomersilkan dan menolak subsidi negara untuk kesejahteraan
rakyat. dan kami bangga melihat kebijakan tidak pro terhadap rakyat
miskin"
Duh. mendengar Sumpah para pemuda jilid II ini saya jadi
kaget dan ngeri. tapi kekagetan saya menjadi maklum. tatkala melihat
tulisan besar di baliho yang terpapang di depan ruang diklat itu. yang
berbunyi" Sumpah ini khusus hanya bagi para penerus bangsa yang pro
kebijakan Neoliberalisme di Indonesia!" .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar