• Breaking News

    Kamis, 01 November 2012

    Kritis, Pesisir Pantura Rawan Abrasi


    Pesisir daratan pantai utara Kabupaten Gresik yang langsung berhadap-hadapan dengan Laut Jawa membuat wilayah tersebut cukup rentan terhadap abrasi akibat terjangan gelombang tinggi air laut. 
     
    Kondisi Pesisir daratan pantai utara, mulai dari Kecamatan Panceng, Ujungpangkah, Bungah, hingga Kecamatan Manyar, semakin memprihatinkan setelah di sepanjang bibir pantai yang memanjang tersebut sebagian besar nampak gundul dan tidak terlihat tanaman bakau/mangrove yang berfungsi sebagai penahan dan pemecah gelombang alami.
    Belum lagi pengaruh cuaca ekstrem yang belakangan sering terjadi serta anomaly iklim bumi akibat pengaruh Global Warming yang kian hari membuat lapisan ozon semakin menipis.

    Kondisi tersebut diperparah lagi dengan kurangnya perhatian pemerintah setempat untuk melakukan pemberdayaan serta penanaman pohon mangrove sebagai upaya pencegahan dan rehabilitasi lahan kritis.

    Bahkan, akibat aksi penebangan liar tanaman mangrove/bakau oleh oknum beberapa tahun silam, membuat sebagian wilayah daratan desa Banyu Urip Kecamatan Ujung Pangkah tenggelam akibat hempasan ombak besar di tahun 2007 yang membuat puluhan warga desa kehilangan rumah tempat tinggal serta semua harta bendanya.

    Terlepas kenyataan bahwa wilayah di sepanjang pesisir pantai utara Kabupaten Gresik tersebut sebagian besar bakal disulap menjadi kawasan industrialisasi baru, kondisi gundul dan gersangnya wilayah tersebut dari hutan bakau atau tetumbuhan lainnya, membuat sebagian masyarakat Gresik yang peduli lingkungan merasa prihatin, prihatin atas semakin kritisnya sepanjang bibir pantai, juga prihatin karena pemerintah setempat seolah membiarkan saja dan kurang berupaya untuk melakukan revitalisasi atau rehabilitasi atas area yang kritis tersebut.


    Kondisi tersebut, sudah membuat sebagian pemuda di pesisir pantai utara bergotong-royong berupaya untuk memulihkan kondisi lingkungannya yang rusak dengan melakukan aneka penghijauan di sekitar bibir pantai yang rawan abrasi, namun, keterbatasan peralatan dan logistic membuat segala upaya para pemuda tersebut tidak maksimal, bahkan boleh dikata mendekati kegagalan.

    Muhammad Muslich(34), Warga desa Ngemboh kecamatan Ujung Pangkah kabupaten Gresik, mengatakan, keberadaan pesisir pantai utara Gresik yang langsung berhadap-hadapan dengan Laut jawa membuat kami kesulitan melakukan penghijauan.

    “bagaimana tidak sulit, jika seusai bibit mangrove kami tanam di pagi hari, sore harinya bibit-bibit yang baru ditanam itu langsung tergerus dan terbawa ombak yag datang,”ucap pemuda lulusan Pasca Sarjana unair tersebut.

    Dikatakan Muslih, mestinya sebelum ditanami mangrove, terlebih dahulu dibuat pemecah gelombang dulu sehingga setiap gelombang air laut yang datang dapat pecah sebelum mencapai bibir pantai.

    “masalahnya, membuat pemecah gelombang  di bibir pantai tidaklah murah, karena struktur material pemecah gelombang terdiri dari bebatuan dan beton yang mahal harganya dan mustahil bagi kami untuk dapat membelinya,”Imbuh Muslich sembari mengernyitkan dahinya.
    Muslich berharap, ada pihak-pihak tertentu baik dari kalangan pemerintah setempat maupun para pemodal dan pengusaha yang memberikan bantuannya agar revitalisasi dan rehabilitasi di kawasan pesisir pantai utara dapat segera terwujud.

    Senada dengan Muslich, Muhammad rosyiddin(42) tokoh pemuda desa manyar komplek, Manyarejo, Manyar Sidomukti dan Manyar Sidorukun, Kecamatan manyar, mengatakan, upaya penyelamatan lingkungan di pesisir utara Gresik tidak bias dilakukan sendirian.

    “masing-masing steakholder baik dari masyarakat, pemerintah maupun pemodal harus saling bergandeng tangan, bahu membahu melakukan upaya penyelamatan lingkungan,”kata Rosyiddin. 

    Rosyiddin juga berharap, Pemerintah Pusat maupun pemerintah Kabupaten Gresik segera turun tangan mencari solusi terkait persoalan penyelamatan kawasan pesisir utara dari kerusakan lingkungan.

    “jika tidak mau turun tangan dan hanya bergeming saja di balik meja kerjanya, maka jangan heran jika beberapa wilayah daratan di pesisir pantai utara hilang akibat abrasi,” pungkasnya. (ik/Gresik Gress)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel