Nasi Krengsengan Gerandong, merupakan salah satu menu hidangan yang hanya bisa ditemui dimalam hari, oleh karena hanya bisa dijumpai dimalam hari, maka menu hidangan tersebut mendapat sebutan 'Nasi Gerandong' dari masyarakat setempat. Eit, jangan salah, meski namanya terkesan angker dan seram, menu hidangan Nasi Gerandong banyak disuka warga Gresik, karena rasa sedap dan pedasnya, yang mampu
menggugah selera.
Seperti warung nasi kerengsengan grandong milik Hajah
ulul hasanah (58) ini, meski hanya diterangi lampu agak remang-remang berdaya 5 watt, namun tidak pernah sepi pengunjung. Warung seorang nenek yang beralamatkan di Jalan Sindujoyo, Kecamatan Gresik, Kabupaten
Gresik ini hanya dibuka pukul 01.00 dinihari, hingga Subuh, sehingga warga
menyebutnya dengan Nasi gerandong. Warung kerengsengan nasi
gerandong ini, menyediakan menu spesial Semur Daging, Jerohan Daging
Sapi, Babat, Mangut, Serundeng, Ikan Bandeng kukus, yang penyajiannya
menggunakan bungkus pincuk dari daun Pisang.
Agus, pelanggan, mengatakan, lebih lezat disantap saat masih hangat, karena nasinya pulen, dan sambalnya, yang cukup pedas, sehingga mampu membangkitkan selera.
Agus, pelanggan, mengatakan, lebih lezat disantap saat masih hangat, karena nasinya pulen, dan sambalnya, yang cukup pedas, sehingga mampu membangkitkan selera.
"saya sangat suka dengan nasi geranding ini karena rasanya sangat lezat, terlebih jika saat dimakan masih hangat," katanya.
Ulul Hasanah, pedsagang, mengatakan, bukan dirinya yang memberikan nama krengsengan gerandong, tetapi nama tersebut muncul dari sejumlah pembeli, yang kini justeru menjadi pelanggan tetapnya.
dalam usahanya itu, janda yang meneruskan usaha orang tuanya tersebut, rata-rata mampu menjual 30 kilogram beras, setiap harinya.
"bukan saya yang memberikan nama nasi gerandong mas, namun justeru para pelangan yang memberikan nama tersebut,"katanya.
Warung nasi Krengsengan Gerandong ini, dibuka pertama kali tahun 1958, oleh hajah as'at, orang tua kandung Ulul Hasanah.
Meskipun kini pelanggannya terus bertambah, tetapi warung ini tetap memanfaatrkan bagian belakang rumahnya, di jalan kampung yang sempit, tetapi padat penduduk
Ulul Hasanah, pedsagang, mengatakan, bukan dirinya yang memberikan nama krengsengan gerandong, tetapi nama tersebut muncul dari sejumlah pembeli, yang kini justeru menjadi pelanggan tetapnya.
dalam usahanya itu, janda yang meneruskan usaha orang tuanya tersebut, rata-rata mampu menjual 30 kilogram beras, setiap harinya.
"bukan saya yang memberikan nama nasi gerandong mas, namun justeru para pelangan yang memberikan nama tersebut,"katanya.
Warung nasi Krengsengan Gerandong ini, dibuka pertama kali tahun 1958, oleh hajah as'at, orang tua kandung Ulul Hasanah.
Meskipun kini pelanggannya terus bertambah, tetapi warung ini tetap memanfaatrkan bagian belakang rumahnya, di jalan kampung yang sempit, tetapi padat penduduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar