Musim Idul Qurban atau Hari Raya Qurban
identik dengan melimpahnya hewan qurban seperti Sapi dan kambing atau
Domba di pasaran. bagi masyarakat para penghuni wilayah perkotaan, tentu
sangat jarang dapat menyaksikan langsung keberadaan hewan-hewan
tersebut jika tidak di musim Idul Qurban. berbicara hewan qurban tentu
tidak menarik jika tidak membicarakan hewan Sapi, karena selain
ukurannya yang besar, Hewan Sapi selalu menjadi pusat perhatian disaat
pemotongan hewan dilakukan.
Di sentra peternakan Sapi Desa Sekapuk,
Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik Jawa Timur, ada kesibukan
tersendiri bagi warga menjelang hari raya Qurban, pasalnya hasil
peternakan sapi di desa selalu menjadi langganan yang disukai oleh
Istana Negara. tentu karena ukurannya yang super jumbo dan bersih sehat
menjadi dasar mengapa sapi-sapi mereka selalu diminati oleh pihak Istana
Negara untuk digunakan sebagai hewan Kurban pada Hari Raya Idul
Qurban. Tercatat sudah 16 ekor sapi hasil peternakan mereka telah
dikirim ke
Jakarta untuk memenuhi pesanan pihak Istana. Wow .. luar biasa bukan.
Salah satu peternak, Mukahar (54) mau berbagi tips mengapa sapi-sapi didesanya menjadi buruan pihak Istana Negara. Pria berkumis tersebut menuturkan, ia mulai beternak sapi sejak 1990 silam dan kini setelah 12 tahun berjalan dirinya memiliki 50 ekor sapi pilihan.
Salah satu peternak, Mukahar (54) mau berbagi tips mengapa sapi-sapi didesanya menjadi buruan pihak Istana Negara. Pria berkumis tersebut menuturkan, ia mulai beternak sapi sejak 1990 silam dan kini setelah 12 tahun berjalan dirinya memiliki 50 ekor sapi pilihan.
"sejak
tahun 1995, Sapi-sapi kami menjadi langganan pesanan sapi untuk hewan kurban,
mulai era Presiden Soeharto, Habibi, Gus Dur hingga era Presiden
Megawati Soekarnoputri, Presiden RI yang belum pernah memesan hanyalah SBY saja, jika ditotal sudah 16 kali kami mengirim sapi
untuk kurban ke Istana,"ujarnya.
Dikatakan Mukahar, yang dipesan Istana
adalah sapi peranakan unggul Jawa Timur dan memiliki berat minimal satu
ton dua kuintal per ekor.
"Biasanya, menjelang Idul Adha atau Hari Raya
Kurban, permintaan sapi untuk hewan kurban meningkat,"ungkap pria yang
Sapi-sapinya sering dipesan pejabat pemerintah, mulai dari pusat hingga
daerah, juga kalangan selebritas Jakarta itu.
Mukahar menuturkan, untuk menghasilkan sapi unggulan, dia dibantu keluarganya merawat sapi secara intensif, mulai penyediaan makanan seperti jagung muda, rumput, dedak, dan ampas tahu, sampai pemberian suplemen herbal atau jamu yang terdiri dari 20 telur, seperempat kilogram bawang putih, dan satu botol kecap per harinya.
"Pemberian suplemen dan jamu itu untuk kekuatan dan kekekaran badan ternak,"jelasnya.
Setiap dua hari sekali sapi-sapi dimandikan menggunakan shampo agar tubuhnya bersih dan bebas dari lalat yang bisa mengganggu perkembangan sapi.
Desa Sekapuk sudah lama menjadi tempat pengembangan sapi mulai sapi lokal hingga peranakan unggul seperti limousine, simental, dan brangus ketiganya dari peranakan India, dan harbort, sapi Belanda dan kini desa tersebut menjadi sentra terbesar penghasil sapi ternak di Kabupaten Gresik.
Peternak sapi lainnya, Sukadi (51)dan Muhammad Budi (30) putranya, mengatakan, bagi peternak harus rajin memeriksa kesehatan sapinya, mereka harus memahami penyakit sapi, seperti penyakit rahang mulut, anthrax, dan gatal-gatal agar sapinya dapat tumbuh bagus.
"Saat ini pesanan kami meningkat dari lima ekor menjadi 20 ekor per hari menjelang Idul Qurban Tahun ini," Ucap Sukadi mulai beternak sapi sejak 1979. Sapi-sapi tersebut biasa dijual kisaran harga 25-30 juta, namun untuk Istana Negara biasa mematok harga 50 -90 juta karena rumitnya prosedur dan pengirimannya.(Gresik Gress)
Mukahar menuturkan, untuk menghasilkan sapi unggulan, dia dibantu keluarganya merawat sapi secara intensif, mulai penyediaan makanan seperti jagung muda, rumput, dedak, dan ampas tahu, sampai pemberian suplemen herbal atau jamu yang terdiri dari 20 telur, seperempat kilogram bawang putih, dan satu botol kecap per harinya.
"Pemberian suplemen dan jamu itu untuk kekuatan dan kekekaran badan ternak,"jelasnya.
Setiap dua hari sekali sapi-sapi dimandikan menggunakan shampo agar tubuhnya bersih dan bebas dari lalat yang bisa mengganggu perkembangan sapi.
Desa Sekapuk sudah lama menjadi tempat pengembangan sapi mulai sapi lokal hingga peranakan unggul seperti limousine, simental, dan brangus ketiganya dari peranakan India, dan harbort, sapi Belanda dan kini desa tersebut menjadi sentra terbesar penghasil sapi ternak di Kabupaten Gresik.
Peternak sapi lainnya, Sukadi (51)dan Muhammad Budi (30) putranya, mengatakan, bagi peternak harus rajin memeriksa kesehatan sapinya, mereka harus memahami penyakit sapi, seperti penyakit rahang mulut, anthrax, dan gatal-gatal agar sapinya dapat tumbuh bagus.
"Saat ini pesanan kami meningkat dari lima ekor menjadi 20 ekor per hari menjelang Idul Qurban Tahun ini," Ucap Sukadi mulai beternak sapi sejak 1979. Sapi-sapi tersebut biasa dijual kisaran harga 25-30 juta, namun untuk Istana Negara biasa mematok harga 50 -90 juta karena rumitnya prosedur dan pengirimannya.(Gresik Gress)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar