• Breaking News

    Rabu, 10 Oktober 2012

    Sapi Kurban Langganan Istana Negara

    Musim Idul Qurban atau Hari Raya Qurban identik dengan melimpahnya hewan qurban seperti Sapi dan kambing atau Domba di pasaran. bagi masyarakat para penghuni wilayah perkotaan, tentu sangat jarang dapat menyaksikan langsung keberadaan hewan-hewan tersebut jika tidak di musim Idul Qurban. berbicara hewan qurban tentu tidak menarik jika tidak membicarakan hewan Sapi, karena selain ukurannya yang besar, Hewan Sapi selalu menjadi pusat perhatian disaat pemotongan hewan dilakukan. 
    Di sentra peternakan Sapi Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik Jawa Timur, ada kesibukan tersendiri bagi warga menjelang hari raya Qurban, pasalnya hasil peternakan sapi di desa selalu menjadi langganan yang disukai oleh Istana Negara. tentu karena ukurannya yang super jumbo dan bersih sehat menjadi dasar mengapa sapi-sapi mereka selalu diminati oleh pihak Istana Negara untuk digunakan sebagai hewan Kurban pada Hari Raya Idul Qurban. Tercatat sudah 16 ekor  sapi hasil peternakan mereka telah dikirim ke Jakarta untuk memenuhi pesanan pihak Istana. Wow .. luar biasa bukan.
    Salah satu peternak, Mukahar (54) mau berbagi tips mengapa sapi-sapi didesanya menjadi buruan pihak Istana Negara. Pria berkumis tersebut menuturkan, ia mulai beternak sapi sejak 1990 silam dan kini setelah 12 tahun berjalan dirinya memiliki 50 ekor sapi pilihan. 
    "sejak tahun 1995, Sapi-sapi kami menjadi langganan pesanan sapi untuk hewan kurban, mulai era Presiden Soeharto, Habibi, Gus Dur hingga era Presiden Megawati Soekarnoputri, Presiden RI yang belum pernah memesan hanyalah SBY saja, jika ditotal sudah 16 kali kami mengirim sapi untuk kurban ke Istana,"ujarnya. 
    Dikatakan Mukahar, yang dipesan Istana adalah sapi peranakan unggul Jawa Timur dan memiliki berat minimal satu ton dua kuintal per ekor.

    "Biasanya, menjelang Idul Adha atau Hari Raya Kurban, permintaan sapi untuk hewan kurban meningkat,"ungkap pria yang Sapi-sapinya sering dipesan pejabat pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, juga kalangan selebritas Jakarta itu.
    Mukahar menuturkan, untuk menghasilkan sapi unggulan, dia dibantu keluarganya merawat sapi secara intensif, mulai penyediaan makanan seperti jagung muda, rumput, dedak, dan ampas tahu, sampai pemberian suplemen herbal atau jamu yang terdiri dari 20 telur, seperempat kilogram bawang putih, dan satu botol kecap per harinya.
    "Pemberian suplemen dan jamu itu untuk kekuatan dan kekekaran badan ternak,"jelasnya.
    Setiap dua hari sekali sapi-sapi dimandikan menggunakan shampo agar tubuhnya bersih dan bebas dari lalat yang bisa mengganggu perkembangan sapi.
    Desa Sekapuk sudah lama menjadi tempat pengembangan sapi mulai sapi lokal hingga peranakan unggul seperti limousine, simental, dan brangus ketiganya dari peranakan India, dan harbort, sapi Belanda dan  kini desa tersebut menjadi sentra terbesar penghasil sapi ternak di Kabupaten Gresik.
    Peternak sapi lainnya, Sukadi (51)dan Muhammad Budi (30) putranya, mengatakan, bagi peternak harus rajin memeriksa kesehatan sapinya, mereka harus memahami penyakit sapi, seperti penyakit rahang mulut, anthrax, dan gatal-gatal agar sapinya dapat tumbuh bagus.
    "Saat ini pesanan kami meningkat dari lima ekor menjadi 20 ekor per hari menjelang Idul Qurban Tahun ini," Ucap Sukadi mulai beternak sapi sejak 1979. Sapi-sapi tersebut biasa dijual kisaran harga 25-30 juta, namun untuk Istana Negara biasa mematok harga 50 -90 juta karena rumitnya prosedur dan pengirimannya.(Gresik Gress)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel