• Breaking News

    Senin, 22 Oktober 2012

    Riwayat Singkat Prabu Jayabaya

    Nama Raja Jayabaya atau yang lebih dikenal dengan sebutan Prabu Joyoboyo demikian melegenda terutama dikalangan rakyat Jawa. Kisah hidup, kesaktian berikut bumbu-bumbunya yang lebih mirip dongeng dalam berbagai versidiceritakan turun-temurun dan terus menerus dari generasi ke generasi.
    Dalam sejarah, Jayabaya adalah seorang raja yang memerintah Kerajaan Kediri pada kurang lebih tahun 1.130 sampai dengan tahun 1.160 masehi.Dia adalah seorang keturunan langsung dari Prabu Airlangga, penguasa tertinggi Kerajaan Kahuripan yang memerintah antara tahun 1.019 sampai dengan 1.042.
    Kerajaan kediri (1.042 - 1222) sebelumnya merupakan pecahan dari kerajaan Kahuripan. Sebelum meninggalkan tahta dan kemudian menjalani hidup sebagai pertapa, Airlangga membagi kerajaannya untuk dua orang putranya masing-masing Kerajaan Jenggala (Singosari) dengan Ibukotanya Kahuripan dan Kerajaan Panjalu (Kediri) dengan Ibukotanya Daha.
    Dalam perjalanan sejarah berikutnya, melalui perang saudara antar pewaris Airlangga, Kerajaan Jenggala akhirnya takluk dan menjadi bagian dari kerajaan Kediri.
    Raja Jayabaya bergelar Cri Maharaja Cri Dharmmecwara Madhusudanawataranindita Surtsingha Parakrama Digjayotunggadewa. Tertulis dalam sejarah, Jayabaya adalah putera Raja Kameswara dengan Garwa Padmi (permaisuri) Cri Kirana atau yang lebih terkenal dalam legenda Putri Kirana, seorang putri yang luar biasa cantiknya dan berasal dari Jenggala.
    Dalam cerita rakyat dan kesusteraan Jawa, romantika cinta, keindahan dan ketabahan pasangan ini dalam menjalani cobaan hidup terkenal dalam cerita Raden Panji Inukertapati sampai menggubah syair Smaradahana (Kidung Cinta) untuk melukiskan betapa romantisnya kasing sayang pasangan Raja dan Prameswari yang kemudian dikaruniai putra bernama Jayabaya itu.
    Pada masa Jayabaya, hidup dua orang pujangga termashur yaitu Empu Sedah dan Empu Panuluh. Mpu Sedah inilah atas perintah Jayabaya, yang menggubah Kitab Bharatayudha ke dalam bahasa Jawa Kuno pada tahun 1.157 masehi dan kemudian diteruskan oleh Empu Panuluh. Dari Empu Panuluh lahirlah pula kitab-kitab terkenal seperti Hariwangsa dan Gatotkacacraya
    Sebelumnya, Empu Kanwa yang hidup pada zaman Raja Airlangga juga telah menggubah sebuah kitab berjudul Arjunawiwaha (Perkawinan Arjuna) sebagai persembahan khusus bagi sang raja atas perkawinannya dengan seorang Putri Raja Sriwijaya di Palembang Sumatera. Airlangga pula yang memerintahkan penyaduran kitab Mahabarata ke dalam versi Jawa yang kemudian pada masa Jayabaya, Pujangga Empu Sedah (sekitar tahun 1.157 m) mengambil alih cerita peperangan Pandawa dan Kurawa dalam kitab Mahabarata tersebut kedalam karyanya yang terkenal, Bharatayudha.
    Bagian terpenting dari kisah perang antara dua kekuatan (jahat dan baik) tersebut dikenal sebagai Bhagawad gita (kidung ilahi). Inilah intisari kehidupan berupa  ujaran rohani penasehat pandawa, Sri Kresna, kepada Arjuna agar melaksanakan dan mengamalkan Dharma sebagaimana layaknya seorang Ksatria.
    Suasana Kerajaan Kediri pada masa Jayabaya terekam dalam berita-berita Tionghoa antara lain dalam kitab Ling-wai-tai-ta yang  di susun oleh Chou-Khu-Fei, seorang pengembara pada tahun 1.178 masehi.
    Dilaporkan bahwa orang-orang di kerajaan ini memakai kain sampai ke bawah lutut, sedangkan rambutnya dibiarkanterurai. Rumah-rumah nya sangat rapi dan bersih, lantainya dari ubin yang berwarna hijau dan kuning. Pertanian, Peternakan dan Perdagangan maju dan memperoleh perhatian dari Kerajaan. Juga disebutkan adanya pemeliharaan ulat sutera dan kapas.
    Hukuman badan tidak ada. orang yang bersalah didenda dengan keharusan membayar emas. Pencuri dan perampok dihukum mati. sedangkan untuk perkawinan, pihak  keluarga perempuan menerima mas kawin berupa sejumlah emas. alat pembayaran adalah mata uang dari perak.
    Sakit bukannya disembuhkan dengan obat, melainkan denga menyembah kepada dewa-dewa dan kepada Budha. Tiap bulan kelima diadakan pesta air dan orang-orang bersuka ria naik perahu. Tiap bulan kesepuluh perayaan dilangsungkan di gunung dan orang-orang berbondong-bondong datang ke sana untuk bersenang-senang. alat musiknya terutama terdiri atas seruling, gendang dan gambang dari kayu.(bersambung)

    4 komentar:

    1. Like this ...

      Referensinya dr mn om ?????

      BalasHapus
      Balasan
      1. Ramalan Jayabaya (bagian akhir)
        Indonesia masa lampau, masa kini dan masa depan
        Editor : Suwidi Tono
        vision 03,Agustus 2006

        Hapus
    2. Like this ...

      Referensinya dr mn om ?????

      BalasHapus

    Fashion

    Beauty

    Travel